Rabu, 01 Maret 2017

7 Hal Yang Membuat Pokemon Go Ditinggalkan Pemainnya



Niantic telah melakukan banyak update pada game Pokemon Go generasi kedua yang telah dirilis pada tanggal 17 Februari 2017 lalu. Pembaharuan utama terlihat pada penambahan jumlah monster baru, penambahan waktu siang dan malam, serta penambahan jenis buah berry yang digunakan untuk membantu menangkap pokemon. Kostum avatar untuk trainer (istilah untuk pemain Pokemon Go) juga tidak luput dari pembaharuan tersebut. Masalah sever down, force close dan nge-lag pun tak lagi dijumpai setelah update ini.

http://update.ahloo.com/2017/02/22/pokemon-go-generasi-2/
Jika kita menoleh ke belakang, tentunya para trainer masih ingat betapa menyebalkannya bermain game ini saat pertama kali rilis. Masalah sever down, force close dan nge-lag seolah menjadi hal yang tidak asing. Walaupun demikian, pamor permainan ini tetap melejit. Hal ini dikarenakan Pokemon Go merupakan permainan unik yang mengkolaborasikan keadaan di dunia vitrual dengan dunia nyata. Beberapa waktu yang lalu, kita bahkan tidak asing melihat masyarakat (sebagian besar remaja dan anak-anak) berkumpul untuk bermain bersama di suatu tempat (taman, monumen, dan sebagainya) yang disebut pokestop atau berjalan kemana-mana dengan pandangan yang tak lepas dari layar smartphone. Akibatnya, permainan ini sempat dilarang oleh beberapa pihak karena dinilai cukup berbahaya bagi keselamatan para trainer dan orang-orang di sekitarnya.

Berbeda dengan saat ini, ketika permainan Pokemon Go telah jauh lebih baik dari sebelumnya, peminatnya justru menjadi sepi! Mengapa? Berikut ini penulis akan memberikan beberapa alasan yang menyebabkan Pokemon Go kehilangan banyak pemain seniornya.

1.      Update yang terlalu lama
Niantic memang terus-menerus melakukan pembaharuan terhadap Pokemon Go. Pada awalnya, pembaharuan hanya terfokus pada perbaikan sever, pembersihan bug serta ‘pemusnahan’ akun-akun fake yang menggunakan jasa dari ‘pihak ketiga’ untuk menaikkan level atau meningkatkan kekuatan monster yang dimiliki. Karena terlalu sibuk pada hal-hal tersebut, niantic menjadi sedikit terlambat untuk menambahkan fitur-fitur serta event-event menarik untuk para trainer.

2.      Variasi permainan yang monoton
Masih berhubungan dengan alasan sebelumnya. Kurangnya update yang signifikan terhadap Pokemon Go membuat permainan ini menjadi monoton, membosankan dan ninim tantangan. Dimana, pertarungan tunggal antar trainer, sistem ‘pinjam pokemon’ milik teman dan chat antar trainer belum memungkinkan untuk dilakukan hingga pada update generasi kedua ini.

3.      Semakin banyak poin yang harus dikumpulkan untuk naik level
Yupz! Bener banget. Semakin tinggi level, semakin banyak poin yang harus dikumpulkan dan semakin lama pula waktu yang diperlukan menaikan level permainan. Akibatnya, para trainer menjadi lelah.

4.      Pandangan negatif masyarakat terhadap para trainer
Tidak jarang masyarakat awam memberikan komentar negatif terhadap para trainer. Hal ini dikarenakan image Pokemon Go yang telah tercemar di mata masyarakat akibat beberapa prilaku ‘konyol’ dari para trainer di awal masa kejayaannya.

5.      Para trainer sudah memiliki kesibukan lain
Memiliki kesibukan lain seringkali menyebabkan para trainer meninggalkan Pokemon Go, seperti kesibukan pada pekerjaan baru serta belajar untuk ujian kenaikan kelas, ujian kelulusan sekolah atau ujian masuk perguruan tinggi.

6.      Banyaknya pemain baru
Jika sebelumnya penikmat permainan ini didominasi oleh remaja yang beranjak dewasa, maka kini didominasi oleh anak-anak yang beranjak remaja. Hal ini dikarenakan para pemain senior telah memiki kesibukannya masing-masing.

7.      Kekecewaan trainer terhadap cheate
Tidak sedikit dari para trainer yang menggunakan ‘jalan pintas’ untuk menjadi penghuni level atas. Ini dapat dilakukan dengan cara membeli akun dari trainer lain, menggunakan fake gps, pokemaps, sniper atau bantuan pihak ketiga lainya. Akibatnya, terjadi  kecemburuan dan kekecewaan dari para trainer yang bermain secara fair.

8.      Banyak akun yang telah di banned
Niantic dan Google memang cukup kejam terhadap akun-akun yang melakukan kecurangan dalam permainan ini. Alhasil, ada banyak banget akun Pokemon Go, bahkan akun Google milik para trainer yang di-banned. Tentu saja hal ini mengakibatkan kekecewaan besar terhadap pemilik akun tersebut, yang rata-rata telah berada di level atas pada saat itu. Sayangnya, tidak sedikit pula pemain fair yang akunnya di-banned karena adanya permasalahan pada sever dan smartphone yang digunakan, sehingga gps yang digunakan menjadi tidak akurat seperti pada pengguna fake gps.

Semua alasan tersebut tentunya menjadi pe-er besar bagi Niantic jika ingin mengembalikan pamor Pokemon Go seperti dulu lagi. Ini memang tidak mudah, terlebih karena pada saat ini telah banyak diciptakan permainan-permainan online yang tidak kalah menarik dari Pokemon Go. Bahkan ada beberapa permainan baru yang juga terinspirasi dari permain Pokemon Go yang telah dimodifikasi. Tetap semangat ya Mbak Nia-ntic. (Vena)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar